Tanjung Priok konon Sejak zaman dulu sudah menjadi daaerah tempat keluar masuknya berbagai barang dari yang legal dan illegal,dan pernah menjadi surga bagi para kaum bromocorah(bahasa kriminal-zaman dulu)untuk mencari peruntungan di kawasan pelabuhan terbesar di negara kita ini...dan garis takdir menempatkan kami sekeluarga tinggal disana sebagai bagian dari kaum urban yg mencoba bertahan dengan cara legal dalam mengadu peruntungannya
Satu ingatan kecil saya terhadap orang yang pernah terekam dalam memori adalah Oom Joni...
Oom Joni,adalah panggilan semua orang pada dia,dari yang kecil,muda bahkan yg pada tua,yang bila saya gambarkan visual-nya mirip almarhum Gordon Tobing(Pentolan Impola)yang berperawakan gempal,Rambut klimis,Berbaju Necis terkesan Modis untuk ukuran pentolan preman yang dihormati dan disegani didaerah saya
Rumah Oom Joni yang Tak berapa Jauh Dari Rumah Saya,selalu ramai dan tak pernah sepi dari kunjungan kerabat(Mungkin teman2 premannnya dan Menjadikannya sebagai Basecamp)Kusebut Demikian Karena Hampir Tiap Hari mereka minum2 dan bernyanyi bahkan pada saat kami sudah mulai terlelap ditengah malam..Namun Kami Semua ,Tidak ada yang berani menegor karena merasa terusik..karena terus terang Oom Joni Dan kawan2nya selalu bernyanyi dengan suara yang merdu dan selalu bertanggung jawab untuk menyelesaikan tiap lagu yang dibawakannya,suatu hal yang jarang bahkan sangat langka untuk kita temui lagi dalam tiap tongkrongan...
Oom Joni Sendiri,Aku Tak Tahu Berasal darimana,Walau Pernah berbincang Dengan ayahku memakai bahasa batak,bukan berarti ia orang batak...Karena pernah juga ia kulihat berbahasa sunda,jawa dan padang serta menado dengan orang2 dilingkungan saya,ada cerita bahwa oom joni Adalah keturunan Belanda(untuk Hal Ini,Agak Kuragukan Datanya)karena belom Pernah kulihat ia berbahasa belanda
Mungkin Karena Sikap Dan Pembawaannya Yang Kharismatik Membuatku Menjadikannya Sebagai Idolaku Dan Adalah Suatu Kesenangan tersendiri apabila Disuruh Oleh Oom Joni,Saya Akan Berlari Kencang Untuk Mengambil Rokok Diwarung Langganannya Tiap Hari Tanpa menggunakan Uang,Cukup Memakai Embel2 Namanya Maka 2 bungkus rokok diberikan pedagannya padaku(Bagi Bocah 5 tahun seperti saya merasa hal ini Adalah sebagai Jatah Preman Buat Beliau..hal Yang Kusadari, Bisa saja Oom Joni ngutang Dulu,dengan Memakai Saya Sebagai Kurirnya..Huahahhahahahahahahhaa)Namun Hal Itu Tidak begitu Kupedulikan Karena Biasanya Akupun menyertai 2 batang Coklat kesukaanku dalam Paket Tersebut(mungkin sekarang ,disebut Komisi jasa transportasi)huahahahhahahahahahaha
Sayang sekali Memori Saya Terhadap Oom Joni Tidak Berumur Panjang,Karena Tidak Berapa Lama Oom Joni pergi Dipanggil Pergi Kehadapan Sang Khalik,Kabar Yang Tersiar,Paru-Paru Oom Joni Pecah Karena Kebanyakan Menenggak Minuman Keras,Namun Ada Juga Desas Desus Oom Joni Ditembak Petrus(Penembak Misterius)
Yang Pasti Daerah Kami Mulai Tidak Ramai Lagi Oleh Lalu Lalang dan Nyanyi2 merdu Semenjak Perginya Oom Joni..Termasuk Aku Yang Mulai Membiasakan diri Untuk Membeli Coklat Dengan Menggunakan Uang..
"Damailah Engkau Disurga,Oom Joni"
No comments:
Post a Comment