Monday, November 28, 2011

...Aku,Kol.Khadaffy Dan Lionel Messi


Sampai sekarang saya masih percaya dan yakin bahwa seorang perupa sebenernya seorang penulis juga,bedanya mereka menggunakan visual dalam bertuturnya,ada "pesan" yang ingin diceritakan dari goresan garis garis yang tertera,dan biasanya bila kita membuka lembar demi lembar sketchbook nya,akan ada benang merah kisah disana,meski untuk mecapai tahap tersebut pengalaman batin seseorang sangat menentukan kemampuannya baik dalam bertutur atau membaca bahasa visual tersebut
Bila dirunut runut kebelakang,Perkenalan saya pada sketchbook, mungkin berawal dari bangku sekolah dasar dimana tangan kecil saya ini selalu mempunyai keinginan untuk terus menggores gores bagian belakang buku catatan sekolah saya dan terus ke halaman didepannya( orang yang menulis kaligrafi arab) ,yang bila saya bandingkan sekarang akan lebih banyak bidang yg tergores gambar dibanding tulisannya sendiri ,dari gambar rumah rumah berdinding batu kali,namun secara naif,menampilkan segenap isi rumahnya,dari bangku meja lemari dan lain lain kemudian mengilustrasikan Wati,Budi dan Iwan yang sedang menjolok jambu,sampai mengcover sketsa2 dari Ipe ma'ruf yang kerap hadir dibuku buku cetak pelajaran saya hingga membuat orang tua saya kerap membeli buku tulis lebih banyak dibandingkan teman-teman sekelas saya.
Kebiasaan ini terus berlanjut hingga Sekolah Menengah Atas,semua buku tulis saya bagian belakangnya kerap dipenuhi ilustrasi dari superhero,tengkorak-tengkorak dan potrait gadis gadis cantik,untuk yang terakhir ada sensasi tersendiri bila berhasil menggambarkan wajah mereka,ini semua mungkin dikarenakan hormon pertumbuhan saya yang sedang bergejolak saat itu dan keinginan memvisualkan imaji tersebut kedalam kertas menggebu-gebu membuat semua lamunan seakan akan menggoda dan berebutan untuk divisualkan,yang kalau dikumpulkan mungkin sudah berjilid-jilid tebalnya,namun sayangnya semuanya hilang dan menguap karena lemahnya keinginan untuk mengarsipkan artefak perjalanan senirupa saya tersebut
Dan ketika datang tawaran berpartisipasi,untuk sketchbok project ini maka skelebat imaji imaji kecil yang dulu pernah, ada mulai hadir lagi dan mempunyai kesempatan untuk diarsipkan bahkan dipamerkan...wooowww!!!!
Pada saat menulis ini,imaji saya masih bergumul dan terteror,pada tayangan detik-detik menjelang kematian salah satu idola masa kecil saya,Kolonel Moammar Khadafi..dimana darah yang terus mengucur disekujur badan ketika diseret seret,bak goresan cat merah yang dibalur pada badannya dan menjadi kuas berjalan..yang menampilkan garis garis beringas,pada aspal jalanan yang menjadi kanvasnya..lukisan sejarah berdarah sedang digelar disana,semoga angin lekas menggerakkan debu-debu tuk menutupnya atau hujan turun deras menghapus imaji-imaji darah tersebut,begitulah pekik harapku,...


Petualangan imaji pun,bergerak semakin jauh dimana sempat terpikir andaisaja,chip elektronik yang ditanam ditelapak sepatu Lionel Messi mampu menampilkan garis dari tiap jejak yang ditinggalkannya,mungkin akan kita lihat goresan dari maestro sepakbola dengan lapangan hijau sebagai kanvasnya




Medio November 2011

2 comments:

sayamaya said...

sepakat bahwasannya perupa juga penulis. dan, tulisan ini menarik apalgi pragraf kedua terakhir.

Unknown said...

Keren bang malau (badar) wkwkw