Thursday, February 25, 2010


Slruuuphvfh............
Kopi dipagi ini,rasanya sangat mantap dinikmati,karena saat mengecapnya seperti menyisakan setitik rasa yang tajam diujung lidah ini dan ketika hal ini kusampaikan pada seorang kawan kontrakkanku dengan santai ia berujar “itu,baru kopinya cowok,bang,...beda ama kopinya cewe,didaerah kota emang ada tempatnya dan bijinya emang beda,kalo yang buat cowo ...bla..blaaa..blaaaa..bla”begitu nyorocosnya terus layaknya seorang ahlinya kopi yang dengan santai menjelaskan padaku,tanpa sedikitpun mencoba mencicipi kopiku..dan ketika kutanyakan posisi tepatnya lokasi sipedagang kopi tersebut,dia lupa secara pasti karena saat itu dalam tayangan yang ia tonton ditelevisi tersebut tidak menyebutkan lokasi pastinya
Anjritttttt,ternyata ulasan rasa kopi tersebut dia dapatkan dari tayangan televisi yang ia tonton dan bukan dari pengecapan rasanya sendiri...sungguh dashyat sang narator dari program tv tersebut,yang bisa menyihir khalayak penonton untuk bisa ikut merasakan apa yang bisa digambarkannya,mungkin harusnya beginilah tayangan televisi kita mengudara,mempunyai seorang penutur yang baik,bak seperti ketika kita dininabobokan oleh orang tua kita dengan dongeng2 sebelum tidurnya dulu yang membuat kita takut pada buaya padahal bertemu dengan buaya saja kita tak pernah,huahahahahahahaha.....membuat saya rindu suara bokap saya ketika berdongeng dulu,yang kalo memposekan gaya sang buaya sungguh sangat menakutkan(mungkin dikarenakan karena matanya yang melotot dan kumis tebalnya yang bergerak2naik turun) ditambah suara suara aneh yang dikeluarkan oleh mulutnya[..untuk yang satu ini seprtinya caranya dia berimprovisasi sendiri,karena setelah dewasa kuyakin dia sendiri belum pernah bertemu apalagi dekat dengan sang buaya untuk bisa mendengar suaranya..])
Tersadar kini kalau ternyata ada sisipan setitik nilai kreativitas yang coba ditanamkan bapakku padaku yang kurasa mungkin dari sinilah modal awalku kelak..smoga tepuk tanganku saat ini sebagai tanda apresiasiku bisa kau dengar diatas sana,kap.....kbanggaanku makin menumpuk padamu yang membuatku makin tersadar sebagai anakmu
Gelas kopi ini sekarang tersisa setengah,dan melambungkan ingatanku pada buku yang pernah kubaca saat kecilku dulu tentang cara pandang terhadap sebuah benda,persis seperti visual kopi ini...disitu tertulis,cara pandang orang pesimis akan menganggap gelas itu hanya berisi setengah,dan cara pandang orang optimis akan berujar,tinggal setengah lagi untuk memenuhinya dan ketika penilaian itu kutawarkan pada diriku sendiri tentang gelas tersebut, suara batinku berbisik lirih hampir tak terdengar ”dalam pantulan gelas itu masih terbayang wajah tirus yang selalu hidup dan mengisi fragment2 mimpiku...........”

No comments: